Seperti yang kita ketahui kini mahasiswa sedang melakukan aksi demo di berbagai kota, demo yang dilakukan di berbagai kota itu hampir sama yaitu menyuarakan tentang penolakan terhadap RUU KUHP dan Revisi UU KPK.
Dan aksi kekerasan aparat kepolisian pun terjadi terhadap mahasiswa yang menggelar aksi menolak UU KPK, RKUP dan aturan kontroversial lainnya yang terjadi.
Seperti baru-baru ini warganet dibikin heboh dengan ulah dua oknum polisi yang masuk ke mesjid pakai sepatu saat mengejar mahasiswa peserta aksi unjuk rasa.
Video polisi masuk mesjid pakai sepatu untuk mengejar mahasiswa itu pun beredar luas di berbagai sosial media.
Ada dua video yang beredar luas, yakni video yang berdurasi 7 detik dan 22 detik. Dua video itu menggambarkan jika beberapa polisi yang membawa tongkat, tameng, mengenakan helm dan juga bersepatu tengah menangkap sejumlah orang yang diduga mahasiswa pendemo yang berada di dalam mesjid.
Kejadian tersebut pun terekam dengan video amatir yang kini viral di media sosial dan diunggah kembali oleh akun Instagram @makassar_iinfo.
https://www.instagram.com/p/B20En77HJuf/
Sontak saja video itu kini menjadi sorotan warganet yang melihatnya, mereka sangat mengecam perlakuan polisi yang tak menghormati mesjid dan malah melakukan kekerasan terhadap mahasiswa. Menurut informasi yang beredar, peristiwa itu terjadi di mesjid dekat dengan gedung DPRD Sulawesi Selatan.
Kini Polda Sulsel pun akhirnya angkat bicara mengenai video viral yang menunjukan aksi polisi yang memasuki mesjid dengan sepatu.
Mereka mengakui, jika video itu memang terjadi di Makassar saat aksi unjuk rasa mahasiswa di gedung DPRD Sulsel.
Dalam keterangannya, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani meralat pernyataan sebelumnya, yang awalnya ia membantah kejadian polisi masuk masjid itu terjadi di Makassar.
“Awal beredarnya video tersebut, memang mirip kejadian di Petamburan, Jakarta. Namun setelah dilakukan pengecekan di lapangan, bahwa memang betul masjid itu ada di sebelah Kantor DPRD Sulsel,” tulis Dicky dalam keterangannya.
.
“Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Polda Sulsel memohon maaf yang sebesar-besarnya atas insiden tersebut,” sambung Dicky.
Dicky menjelaskan, kejadian itu bermula saat polisi yang tengah mengamankan aksi unjuk rasa dilempari batu.
Kemudian, mahasiswa yang menurut Dicky melempari oknum polisi dengan batu itu berlari dan bersembunyi di mesjid tersebut.
“Mahasiswa yang melempar petugas sengaja menjadikan masjid sebagai tameng. Akhirnya petugas menangkap mahasiswa pelaku pelemparan yang bersembunyi di masjid,” jelas Dicky.
BACA JUGA: Ditahan secara ilegal, wanita India diperkosa secara bergiliran oleh 7 orang anggota polisi
Dicky juga mengatakan, jika oknum polisi yang bertindak berlebihan dalam pengamanan unjuk rasa itu kini akan segera diproses. Begitu juga dengan mahasiswa yang telah melakukan pelemparan batu kepada oknum polisi.