Masa kanak-kanak memang merupakan masanya untuk bermain. Terlebih bocah laki-laki yang dikenal sangat aktif dan ingin mencoba berbagai hal baru.
Keinginan itu mereka lakukan tak lain hanya untuk menguji adrenalin mereka. Hal itu seperti yang dilakukan sekelompok bocah yang videonya viral di medsos.
Petualangan keempat bocah laki-laki itu pun mengantarkan mereka sampai di atap sebuah rumah. Rumah itu berada di tengah perkampungan padat penduduk.
Dalam video itu menunjukkan ada empat bocah laki-laki sampai di atap sebuah rumah warga. Terlihat genteng rumah itu berwarna abu-abu.
Dua diantara bocah itu memilih berjalan di tepi genteng. Keduanya memilih berjalan dengan berpegangan pada sebuah tiang.
Satu bocah terlihat berjalan merangkak meskipun akhirnya memilih mengikuti kedua temannya yang berpegangan pada tiang.
Sedangkan satu bocah lainnya yang memakai kaos hitam memilih berjalan biasa di tengah genteng. Bocah itu tidak menghiraukan atap yang dipijaknya.
awalnya bocah ini tampak riang dan berteriak-teriak di atas atap rumah itu. Tapi nggak lama kemudian tiba-tiba suara gemuruh pun datang.
Bocah yang nekat berjalan di tengah genteng itu tiba-tiba menghilang. Genteng yang dipijaknya ternyata nggak kuat menahan berat badan bocah tersebut.
Bocah itu pun kemudian terjatuh ke dalam rumah yang atapnya mereka injak disertai dengan suara gemuruh yang cukup keras.
Suara itu muncul dari pecahnya genteng yang dipijak bocah tersebut hingga membuatnya terperosok ke bawah. Mengetahui hal itu, bocah yang lainnya pun mencoba tenang.
Video ini sendiri diabadikan oleh teman dari keempat bocah itu yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
Video itu pun kemudian menjadi viral dan mendapat beragam tanggapan dari para netizen yang melihatnya.
arendy_mandala, “Bukannya kasihan Malah Ngakaakk yah jadinya,,,”
aditia0412, “Editannya natural banget ekwkwkkw”
atiyudi, “Udh jatoh nnti di marahin emak lagi tuh 😂”
indralestyawan, “Buset, gmn nasibnya tuh bocah”
cemungutrantyy, “Ky gw wktu kecil sukanya maen di atas genteng, klo ketauan di omelin emakk….”