Belum lama ini pemerintah mengeluarkan kebijakan baru mengenai uang kertas. Beberapa waktu lalu pemerintah mengeluarkan uang baru dari setiap nominal uang kertas itu.
Dan uang yang merupakan alat pembayaran yang sah baru-baru ini menuai kontroversial. Kontroversial itu datang dari uang kertas.
Hal itu sendiri terjadi pada uang kertas emisi terbaru tahun 2017 yakni pecahan Rp 2 ribu dan juga Rp 20 ribu.
Peristiwa itu sendiri terungkap melalaui kisah salah seorang netizen yang merasa kecewa sekaligus khawatir dengan pecahan uang kertas Rp 2 ribu dan Rp 20 ribu.
Pasalnya, lembaran kedua jenis uang itu dianggap punya corak hampir sama. Akibatnya nggak sedikit orang yang mengalami kejadian tidak mengenakkan yaitu tertukar saat melakukan transaksi, seperti halnya jual beli.
“Tolong donk pemerintah : Dua pecahan uang ini diganti/diperbaiki model coraknya. Krn sudah tak terhitung byknya korban ‘salah kembalian’; utamanya pelaku ekonomi lapisan bawah.
Spt yg barusan terjadi : beli tahu bungkus (diseorang penjual wanita-tua) harganya 7rb, dikasih uang 10rb, kok dikembalian 21rb?
#Kasihan_rakyat_kecil udah mah susah cari uang, ditambah apa-apa serba mahal, tertimpa tangga pula “nombokin” krn salah kembalian.”, tulis akun tersebut dalam unggahannya.
Cerita itu pun kemudian menjadi viral dan banyak diperbincangkan. Bahkan beberapa netizen pun mengungkapkan pengalaman yang serupa.
Nurlaela Adjah, ” Jadi ke inget pas lebaran mau ngasih sodara 20rb.eh malah ngasih nya 2rb.kan jadi nya maluuuuu”
Wati Rachmawati, “Aq sering jg salah kasih kembalian disangka 2000 an…beli 8000 kembali 20000….hadeeeh”
Jainal Arifin, ” Postingan sperti ini adalah masukan ke pemerintah… sya stuju… mantap yg posting…. postingan yg bermutu tuk mengingatkan masyarakat…”
Khaerul, “wah..saya juga pernah tuh.. di kira uang saya banyak di dompet 20.000 an.. eh ternyata 2000 an..wahh ampun”
Mike Smatenreyd, “Mubgkin yg perlu direvisi warna kali yah.. Tp kl ada yg bilang uang skrng jelek… Gk tepat, di situ bnyk sistem oengamanan yg udh samgat baik, sehingga, gk gampang ubtuk dibikin palsu…”
