Sekarang ini beberapa daerah di Indonesia sedang tertimpa musibah. Baik itu banjir, tanah longsor maupun hujan yang disertai dengan angin kencang.
Kemarin, Senin (5/2), di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) telah terjadi longsor. Dan bencana tersebut menelan korban jiwa.
Dianti Putri, merupakan salah satu korban jiwa akibat longsir di Bandara Soetta. Sempat selamat dan berkomunikasi, namun kondisi Putri semakin memburuk dan menghembuskan nafas terakhirnya di RS Mayapada Tangerang, Selasa (6/2) pukul 06.45 WIB.
Putri sendiri berhasil di evakuasi oleh tim SAR gabungan pada Selasa (6/2) pukul 03.00 dini hari. Saat itu Putri masih dalam kondisi sadar meski mengalami trauma berat.
Gak lama setelah dievakuasi, kondisi Putri pun semakin melemah. Karena peralatan di RSUD Kabupaten Tangerang kurang mendukung, Putri pun dirujuk ke RS Mayapada, pukul 04.30 WIB.
Belum lama setelah mendapat penanganan medis, Putri akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Sebelumnya, mobil yang ditumpangi Dianti dan temannya Mutmainah tertimpa reruntuhan beton dan juga tanah saat melintasi underpass Jalan Parimeter Selatan, Bandara Soetta, sekitar pukul 17.00 WIB.
Dianti Putri dan Mutmainah diketahui sebagai karyawan Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia, anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia (Persero).
Putri sempat terhimpit selama hampir 9 jam dengan temannya Mutmainah. Putri terlebih dulu dapat dievakuasi tim SAR gabungan pada Selasa dini hari.
Sedangkan temannya Mutmainah baru bisa dievakuasi pada pukul 07.00 WIB atau 4 jam setelah Putri berhasil dikeluarkan dari dalam mobil.
Saat proses evakuasi, ayah Putri, Gatot Tjahjono sempat mendampingi proses evakuasi putrinya itu. Menurut Gatot, setelah Putri berhasil dikeluarkan dari dalam mobil ia langsung menanyakan kondisi Mutmainah.
Selain mengalami trauma berat, Putri juga mengalami cedera lengan sebelah kanan dan kaki. Saat proses evakuasi, Putri meminta kakinya diganjal bantal.