Kabar meninggalnya wanita cantik Aisyah Bahar atau yang akrab dipanggir Ica itu sungguh mengejutkan orang-orang terdekatnya.
Gak sakit dan tidak mengalami kecelakaan apapun Ica mendadak meninggal saat sedang tadarus Al Quran pada Kamis (4/1).
Hari-hari jelang meninggalnya juga tidak ada tanda-tanda Ica akan pergi di usianya yang masih muda.
Banyak dari keluarga serta teman-temannya yang heran karena hari dan malam sebelum meninggalnya ia masih sempat chattingan.
Pemilik akun Fhitry Fhadil menceritakan baru saja pulang dari kampungnya di Bone. Rabu malam Ica berangkat dari kota Bone dan tiba di Makassar kurang lebih sekitar pukul 02.00 dini hari.
“Sebelum Adzan subuh berkumandang, Icha siap-siap ke mesjid Raodathul Jannah untuk melaksanakan shalat
subuh berjamaah,” tulisnya.
Usai shalat subuh Ica tidak langsung pulang, tapi ia mampir ke masjid untuk mengaji sejenak. Setibanya di rumah, Ica menyempatkan menyuci piring. Lagi-lagi kebaikan itu menyapa Ica.
Saat itu Ica bertanya pada kakaknya, “Ka, pakai Al-Quran saya nggak?”, sang kakak pun menjawab, “tidak dek”.
Kemudian Ica melantunkan hafalan di depan ayahnya. Sembari muroja’ah, tiba-tiba Ica seperti orang yang akan pingsan dan bersyahadat ‘lailahaillalah’.
Diluar dugaan sang ayah yang pada saat itu berada di pangkuannya, ternyata Ica putri cantiknya sedang berada pada sakaratul maut.
Sang ayah heran seolah-olah anaknya hanya pingsan dan bermain-main karena tanda-tanda sakaratul maut sangat berbeda dengan sebagian orang yang telah meninggal sebelumnya.
“Icha Pergi dengan begitu lembut dan tenang seperti Akhlak dan adab yang telihat diparasnya dalam perjalanan hidup dunia ini.,” tulis Fhitry Fhadil .
Sementara itu Andi Salwaty Pawawo juga mengaku syok mendengar kabar kematian Ica.
“Masya Allah , terahir bertemu dgn gadis cantik yg anggun, saat Asramaan Hadus besar Ibnu Maja di Pesantren Walibarokah Kediri, dpt berita , kutlpn Ibundanya Andi Ratna , isak tangis tak trbendung lg, Sungguh” khusnul khotimah , SURGA firdaus tempat mu Putri sholeha , dukaku yg sangat dalam,” ungakpnya.
Andi Salwaty Pawawo menambahkan, bahwa pada saat pamit ke Makassar untuk mencari rezeki, Ica pamit pada ibunya sembari mencium kakinya.