Curhatan seorang ibu yang merupakan orang tua murid SMA Budi Mulya Bogor ini di Facebook mengenai putranya yang meninggal dunia akibat terlihat dalam perkelahian jadi viral.
Putranya yang berinisial HCR itu merupakan siswa kelas 10 yang meninggal usai dihajar habis-habisan oleh sejumlah siswa dari SMA lain.
Status tersebut ia tulis karena ia merasa tidak tenang lantaran pelaku yang masih berusia remaja itu berkeliaran bebas tanpa diadili.
Dalam postingannya itu ibu yang diketahui bernama Maria Agnes itu memberitahu bahwa yang telah merenggut nyawa putranya itu adalah siswa dari sekolah lain di Bogor.
Hati Maria begitu sakit dan perih sebab saat ia ingin menuntut keadilan, dirinya harus menerima kabar bahwa salah satu syarat untuk mengusut kasus tersebut adalah dengan mengautopsi jenazah anaknya.
Bagi Maria, tidakkah cukup untuk menjatuhkan sanksi pada para pelaku yang tidak bertanggung jawab yang telah menghilangkan nyawa putranya. Buat Maria, autopsi sama dengan menyiksa putranya yang sudah semestinya tenang disana.
Dari status tersebut juga diketahui kalau anak Maria meninggal di tempat, di lapangan sebuah SMAN di Bogor. Saat itu anaknya masih terkapar, ada oknum yang memerintahkan orang lain untuk memukul HCR yang belum KO.
Berikut ini merupakan curhatan lengkap Maria yang ia tulis di akun Facebooknya pada Selasa (12/9).
“Kepada Bpk Presiden RI JOKO WIDODO yg saya hormati…Salam sejahtera buat bpk sekeluarga dan seluruh rakyat Indonesia. Bpk..sy adalah seorang ibu biasa dari kota Bogor yg biasa bpk kunjungi…sy tinggal di dekat istana batutulis bogor…
Bpk..ijinkan sy mengadu dan bicara apa adanya tentang kekerasan yg merenggut nyawa anak saya Hilarius Christian Event Raharjo kls 10 di sklh SMU BUDI MULIA jl kapt Muslihat bogor lingkungan gereja Katedral Bogor..dan siswa yg membunuh anak sy adlh siswa SMU MARDI YUANA jl Sukasari bogor lingk gereja katolik Santo Fransiskus Asisi ….
Hari demi hari adalah siksaan buat sy yg menginginkan KEADILAN UTK PENGHILANGAN NYAWA ANAK SY PAK PRESIDEN…Iya Pak…sy terhalang oleh hati sy yg tersiksa oleh syarat autopsi yg harus di lakukan terhadap anak sy yg sehat walafiat di bunuh…dan hrs di siksa lg dgn Autopsi…bukankah sy berhak utk menolak Autopsi…
Tapi sy inginkan supaya semua pelaku nya di hukum….KARENA ADA 50 ORG LEBIH YG MENONTON ANAK SY DISIKSA SAMPAI SAKRATUL MAUT YG DI VIDEOKAN OLEH SISWA2 SKLH KATOLIK TSB DLM WKT HANYA BEBERAPA MENIT…
kenapa anak sy setelah meninggal hrs di siksa lg Pak Presiden? HILARIUS di adu spt binatang di arena sorai sorai anak MY dan BM…meninggal sebentar krn dlm kondisi jatuh di tarik kakinya di injak ulu hati nya…jantung nya di injak…mata memutih…
Hila berusaha bangun dan saat Sakratul Maut kejang2…di pukul di bagian kepala 6 kl pukulan di kepala dan Hila meninggal di tkp…di lapangan smu negeri 7 indrapasta bogor…atas suruhan promotor dari MY DO an utk pukul Hila yg blm KO kt nya….
Saat Hila ingin mundur tdk mau berkelahi…pinggang Hila di tendang oleh ketua osis BUDI MULYA yg saat itu menjabat…hingga Hila meninggal dlm hitungan detik atau beberapa menit….dan mrk pelakunya ini tidak di hukum
Pak….hanya yg saat itu sdg berkelahi saja yg di keluarkan dari sklh…Sementara promotor acara BOM BOM AN dr DO an BUDI MULYA ini msh bebas berkeliaran tak ada tanggung jawab secara moral…hanya uang pemakaman saja…
Bpk Presiden…sy memohon Pak…spy ada penyempurnan peraturan hukum utk kekerasan yg mengakibatkan tunas bangsa harapan negara dan orang tua nya….
nyawa nya hilang tanpa belas kasih…biar mereka pembunuhnya masih di bawah umur…tapi akibatnya tetap sama….hilang nyawa org lain….Sy sedih dan hancur Bpk Presiden…Mohon Bpk membantu sy utk solusi keadilan….”