Lagi-lagi kisah haru nan menyedihkan tentang nasib bayi meninggal kembali terjadi. Seperti diceritakan akun Instagram @infia_fact, bayi mungil bernama Debora meninggal karena masalah biaya.
Kisahnya ini sendiri diposting oleh akun Facebook bernama Birgaldo Sinaga. Sang ibu, Henny Silalahi sendirilah yang menceritakan kisahnya pada Birgaldo.
Pada tanggal 3 September kemari, Debora mengalami sesak nafas sekitar pukul 03.00 pagi. Lalu Debora pun dibawa ke RS Mitra Keluarga dan langsung dimasukan ke IGD.
Dokter Irene Arthadinanty segera melakukan pertolongan pertama dengan melakukan penyedotan. Beberapa saat kemudian Debora bernafas kembali dan menangis.
Di badan mungilnya itu dipasangi banyak peralatan seperti uap, monitor, infus dan sebagainya. Dokter Irene pun mengatakan kalau bayi Debora harus dibawa ke ruang PICU.
Hal itu dilakukan agar Debora bisa mendapat perawatan yang lebih maksimal. Tapi disinilah masalahnya.
Jika dimasukan ke ruang PICU, orangtua Debora harus membayar uang muka sebesar Rp 19.800.000.
Karena orangtua Debora hanya mempunyai uang Rp 5 juta, bayi mungil itupun tidak bisa dimasukan ke ruang PICU.
Orangtua Debora menginginkan agar Debora bisa segera mendapat perawatan. Mereka memohon untuk segera memasukannya ke ruang PICU.
Tapi apa daya, karena tarif perawatan di ruang itu mahal, mereka hanya bisa menunggu. Pagi harinya, mereka menerima kabar kalau ada rumah sakit yang mempunyai ruang PICU, yakni RS Koja.
Mereka pun langsung menyambungkan dokter di RS tersebut. Ketika akan bertidak, tiba-tiba Debora mengalami kritis.
Beberapa saat kemudian bayi mungil itupun dinyatakan meninggal dunia. Orangtua Debora pun menyalahkan diri mereka.
Sang ibu terus menangis dan menyesal kenapa ia tidak mempunyai uang. Tapi apa mau dikata, kini bayi Debora telah meninggal dunia dengan alasan yang memang sudah sering terjadi di Indonesia.
Tidak hanya menimpa pada bayi, pada orang dewasa pun banyak. Kasus kematian yang disebabkan karena kurangnya biaya sehingga pihak rumah sakit menolaknya memang sudah sering terjadi.